Kupu kupu Helena (Troides helena cerberus) merupakan salah satu kupu-kupu yang langka karena cukup sulit ditemukan di Indonesia. Namun kupu-kupu jenis ini ternyata banyak di Taman Kupu-Kupu Gita Persada.
Taman Kupu-Kupu Gita Persada merupakan taman konservasi kupu-kupu dan tanaman yang dipelopori oleh Herawati Soekardi. Kini dikelola oleh Yayasan Sahabat Alam sejak 1998 dan diawasi oleh Dinas Kehutanan Provinsi Lampung.
Pengelola Taman Kupu-Kupu Gita Persada Fusi mengatakan Kupu kupu Helena merupakan salah satu kupu-kupu langka yang banyak hidup disana. "Kupu-kupu jenis ini termasuk langka dan terbesar dibanding kupu-kupu Sumatra lainnya. Kupu kupu Helena keluar dari kepompongnya selama 25 sampai 30 hari. Sementara kupu-kupu lainnya umumnya 6 hari sudah keluar dari kepompong," ungkapnya.
Sayangnya kupu-kupu pada umumnya tidak memiliki umur hidup yang lama. Dirinya juga mengatakan bahwa kupu-kupumerupakan hewan yang setia dimana dalam hidupnya hanya kawin satu kali. "Sebagian besar kupu-kupu mampu hidup selama 2 minggu, tapi ada yang lebih cepat mati karena predator dan ada juga kupu-kupu yang hidup sebulan. Kebanyakan kupu-kupujantan akan lebih dahulu mati dibanding kupu-kupu betina. Uniknya kupu kupu ini setia pada satu pasangan, karena dalam hidupnya hanya satu kali melakukan kawin baik betina maupun jantan," terangnya.
Dirinya menerangkan untuk menghadirkan kupu-kupu harus terlebih dahulu menghadirkan makanannya. "Kupu-kupu menghisap sari madu bunga. Sehingga tidak bisa asal tanaman yang ditanam, harus bunga yang memiliki banyak sari madu sehingga mencukupi kebutuhan kupu-kupu seperti bunga asoka, lantana, pagoda, dan lainnya. Begitu pula tanaman yang daunnya cocok untuk makanan ulat," ungkapnya.
Fusi mengatakan bahwa beda kupu-kupu maka beda jenis daun yang dimakan oleh ulatnya. "Daun bunga kaliandra, daun jeruk, daun sirsak, dan lainnya itu disukai oleh jenis kupu-kupu yang berbeda," tuturnya.
Sementara perbedaan kupu-kupu jantan dengan betina, dijelaskannya dapat dibedakan dari abdomennya. "Diujung perutnya disebut abdomen itu yang seperti capit atau terbelah merupakan milik kupu-kupu jantan. Sedangkan kupu-kupu betina abdomennya tidak terbelah dan ukurannya lebih besar untuk menyimpan telur," pungkasnya.
Fusi mengatakan bahwa kupu-kupu tidak dapat terbang pada suhu dibawah 20 celsius. "Kupu-kupu sensitif terhadap suhu. Suhu dibawah 20 celsius, mereka itu dapat terbang, apalagi hujan yang akan menyebabkan sayap mereka basah," tandasnya.
Hal menarik lainnya, disampaikannya bahwa semua ulat kupu-kupu tidak menyebabkan gatal pada kulit. "Pengunjung yang datang ke Gita Persada sering memegang ulat kupu-kupu dan tidak menyebabkan gatal," ungkapnya.(*)
Komentar
Posting Komentar